Skip to main content

Teori Jean Baptiste Say (1767-1832)





J.B Say berasal dari Prancis. Seperti halnya Ricardo, J.B Say juga berasal dari kalangan pengusaha dan bukan akademis (lihat teori entrepreneur J.B Say dibawah). Jadi, J.B Say ini hobi mengembangkan teori-teori para ekonom sebelumnya dan terlebih lagi keterkaitannya dengan pengembangan teori-teori ini berlangsung pada waktu ia sudah memasuki usia senja, mendekati usia 50 tahun. FYI, J.B Say ini sangat memuja pemikiran-pemikiran nya Smith. Hasil kerjanya dirangkum kemudian kedalam bukunya Traite d’Economie Politique (1903). Apa yang sebenarnya dilakukan J.B Say ini sangat membantu dalam memahami pemikiran-pemikiran Smith dalam bukunya The Wealth of Nations, yang bahasanya relative sulit dicerna oleh orang awam.


Nah, kontribusi terbesar apasih yang dilakukan J.B Say?


Ternyata, kontribusi terbesar terhadap aliran klasik ialah pandanganya yang mengatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri (supply creates its own demand). Pendapat ini sering disebut sebut sebagai Hukum Say (Say’s Law). Hukum Say didasarkan pada asumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan. Setiap ada produksi, akan ada pendapatan yang besarnya persis sama dengan nilai produksi tadi. Dengan demikian, dalam keadaan seimbang, produksi  cenderung menciptakan permintaan nya sendiri akan produksi barang yang bersangkutan.


Dengan dasar asumsi yang demikian, J.B Say menganggap bahwa peningkatan produksi akan selalu diiringi oleh peningkatan pendapatan yang akhirnya akan diiringi pula oleh peningkatan permintaan. Jadi, kalau kita sama-sama teliti bahwa teori ini tidak akan pernah berlaku bagi penganut pasar persaingan sempurna yang kelebihan penawaran (excess supply). Kalaupun terjadi, sifatnya hanya sementara. Pasar lewat invisible hand akan mengatur dirinya kembali kearah keseimbangan. Contohnya seperti ini : 


Kalau ada penawaran terlalu besar dibandingkan permintaan, stok barang naik, dan harga harga dipasar akan turun (menyesuaikan). Turunya harga ini menyebabkan produsen enggan berproduksi, sehingga jumlah barang yang ditawarkan kembali sama dengan jumlah barang yang diminta.


Sebenernya, pendapat Say yang mengatakan bahwa “produksi akan selalu menciptakan permintaan nya sendiri” menjadi pedoman dasar dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi selama kurun waktu seratus tahun yang kemudian banyak menuai kritikan terutama dating dari ekonom Keynes saat terjadi depresi besar (diskusi lebih lanjut)


Selain teori supply creates its own demand, ternyata J.B Say juga lho orang pertama yang mencetuskan ide tentang entrepreneur. Lebihnya lagi, beliau juga yang berjasa mengklasifikasikan faktor-faktor produksi atas tiga bagian, yaitu land, labour, capital (land, labour, capital).

source : 
Deliarnov. 2012. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Medan: 2012 
Google image


MF45RI


Comments

Popular posts from this blog

Teori Sarang Laba-laba (Cobweb)

Sarang laba-laba (cobweb) merupakan salah satu penerapan analisa supply-demand untuk menjelaskan mengapa harga beberapa barang pertanian dan peternakan menunjukan fluktuasi tertentu dari musim ke musim. Salah satu sebab dari fluktuasi tersebut adalah adanya reaksi yang “terlambat” dari pihak produsen terhadap harga. Teori cobweb dibagi menjadi 3 kasus : Siklus yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya tetap (continuous fluctuation) Siklus yang mengarah pada titik keseimbangan (convergent fluctuation) Siklus yang mengarah pada eksploitasi harga (divergent fluctuation) Kasus 1 : Siklus yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya tetap Pada kondisi keseimbangan pasar (Qs = Qd), harga tomat sebesar Rp 100.000,- dan jumlah produksi 20 kg. Tetapi karena terjadi ledakan hama jumlah tomat yang ditawarkan di pasar turun menjadi 10 kg (Qt), hal ini mendorong kenaikan harga menjadi Rp 150.000,- (Pt). Ketika harga naik para produsen tomat berusaha menambah jumlah pro

Teori Adam Smith : Division of Labour (Pembagian Tenaga Kerja)

Dalam beberapa karya-karyanya, Adam Smith cukup banyak memberikan perhatian pada produktivitas tenaga kerja. Dari hasil pengamatanya yang cukup mendalam, Smith mengambil kesimpulan bahwa produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja ( division of labour ). Pembagian kerja akan mendorong spesialisasi; orang akan memilih mengerjakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. (Deliarnov, 2010. p. 36).   Adanya spesialisasi sejatinya dapat diartikan bahwa setiap orang tidak perlu menghasilkan setiap barang yang dibutuhkan secara sendiri-sendiri. Akan tetapi, hanya menghasilkan satu jenis barang saja. Kelebihan barang atas kebutuhan sendiri itu dipertukarkan (diperdagangkan) dipasar. (Deliarnov, 2010). Untuk lebih menjelaskan pendapat diatas, Smith memberikan contoh dampak pembagian tugas dalam pembuatan peniti. Jika tiap orang melakukan semua jenis pekerjaan sendiri-sendiri (termasuk didalam nya meluruskan kawat, memotongnya, merunc