Skip to main content

DOKTER - PASIEN DAN INFORMASI



Sekian lama gaa nge-post di blog rasanya kangen bangeeet gua wkwkwk meskipun beberapa tulisan dari gua dan kawan-kawan ini masih kecil-kecilan, yaa semoga bisa banyak membawa manfaat yaa ke kalian semuaa pecinta Jazirah Ekonomi yang ada di seluruh Indonesia!

Kenapa judulnya seperti itu?

Jadi ceritanya gua kepo banget nih sama yang namanya informasi gengs.. Dulu sih, pas gua masih kecil mungkin ya yang namanya anak kecil pasti nurut banget sama orang tua kita terutama ibu, right? Nah dulu tuh gua dan elo yang masih kecil selalu beranggapan setiap kata (informasi) yang keluar dari orang tua selalu benar, iya gak? Well, kenyataanyaa memang seperti itu dan gua merasakan dan mengakuinya kok wkwk *maklum masih polos dulu*

Seiring dengan berjalanyaa waktu ga kerasa gua udah mulai sedikit berfikir *eaa* hal yang sering gua fikirkan tuh menyangkut sama yang namanya informasi. Begini kira-kira pemikiran gua..
G: Apa iyaa segala informasi yang gua dapet entah dimana aja selalu membawa dampak baik buat gua dan orang lain? *keep telling myself*

Lama gak nemuin jawaban, akhirnya gua pun sedikit tercerahkan dengan salah satu topik pembahasan unik disalah satu buku favorit gua.. Ya ini tentang dokter, pasien nya, dan informasi yang ada didalamnya.

Jadi gini gengs, coba deh lo fikir kalau misalnya ada seseorang yang terkena penyakit parah banget dan orang itu harus dioperasi. Pasti lo akan mikir, kalau si orang itu mau mendapatkan layanan terbaik, bagaimanapun orang itu harus memilih dokter bedah dan rumah sakit yang memberikan layanan terbaik dong? Bisa jadi orang tadi nanya sama kawan nya atau dokter pribadi untuk rekomendasi. Meskipun hal ini membantu, keputusan yang benar-benar akurat akan membutuhkan informasi yang lebih mendetail dong, ya gak? Contohnya sebaik apa dokter bedah dan rumah sakit yang direkomendasikan ini dalam menjalankan pembedahan yang orang tadi butuhkan? Dan.. berapa banyak sih pasien yang telah meninggal atau mengalami komplikasi serius akibat pembedahan ini, dan bagaimana dengan dokter bedah dan rumah sakit lain? Informasi yang kayak gitu sulit gengs atau bahkan tidak mungkin diperoleh sebagian besar pasien. Nah terus, apakah pasien akan menjadi lebih baik jika informasi rinci mengenai riwayat performa dokter dan rumah sakit tersedia didepan mata?

Yowes engga bro, ga semata-mata seperti itu. Makin banyak informasi sering kali memang lebih baik, tetapi tidak selalu demikian. Yang menarik sebenernya dalam kasus ini ya akses terhadap informasi kinerja justru bisa menyebabkan dampak kesehatan yang lebih buruk, mengapa? Karena akses terhadap informasi tersebut akan menciptakan dua intensif berbeda yang akan memengaruhi perilaku dokter dan pasien.

Pertama, hal ini tentu akan memungkinkan pasien memilih dokter dengan rekam jejak yang lebih baik, yang memberikan intensif bagi dokter untuk berkinerja lebih baik (wo jelas lohh yaa) nah ini bagus dan termasuk hal yang positif.

Kedua, hal ini justru mendorong dokter untuk membatasi praktik mereka terhadap pasien yang secara relatif sehat. Maksudnya gimana? Ya alasanya karena pasien yang sangat renta atau berpenyakit parah cenderung mengalami komplikasi atau kematian akibat pembedahan; nah dokter yang menangani pasien kayak gini kemungkinan memiliki rekam jejak yang lebih buruk (kita anggap faktor lainya sama).

Nah terus buruknya dimana?

Well, jadi dari kedua poin inti diatas buruknya tuh dokter akan dinilai berdasarkan kinerja mereka, nah maka dari itu para dokter memiliki intensif nih untuk kemudian tidak menangani pasien yang sangat renta atau parah.

Itusih intinya sebenernya, menurut kalian gimana?

FYI ajanih ya gengs. Sebenernya  di Amerika Serikat (tepatnya di Negara bagian New York dan Pennsylvania) udah nerapin salah satu penelitian mereka tentang informasi ini di awal 1900-an. Jadituh mereka membuat sebuah laporan yang diberi nama kartu rapor atau Raport Card (semacam hasil laporan gitu) untuk mengevaluasi pembedahan bypass coroner (google ya wkwk). Mereka menganalisis nih berdasarkan pilihan rumah sakit dan hasil yang diperoleh atas seluruh pasien serangan jantung lanjut usia dan pasien yang menerima pembedahan bypass coroner di AS periode 1987-1994. Hasilnya, pihak AS menemukan bahwa meskipun kartu rapor memperbaiki kecocokan pasien dengan rumah sakit dan dokter, kartu ini juga menyebabkan pergeseran dalam pelayanan kesehatan dari pasien yang parah ke pasien yang lebih sehat. Setelah diamati, hal ini menyebabkan hasil yang lebih buruk guys, terutama dikalangan pasien yang lebih parah penyakitnya. Dengan demikian, penelitian di AS ini menyimpulkan bahwa kartu rapor di AS ini mengurangi kesejahteraan.

Lalu, kesimpulanya?

Jadi gini lebih banyak anak banyak rezeki iya ga? Wkwkwk. Ya begitupun dengan informasi sebenernya, lebih banyak informasi seringkali memperbaiki kesejahteraan karena memungkinkan orang-orang untuk mengurangi risiko dan mengambil tindakan yang mungkin akan mengurangi dampak hasil yang buruk, tapi sebenernya percayalah kalau teori dan contoh diatas  jelas menunjukan ke kita kalau informasi dapat menyebabkan orang-orang mengubah perilaku mereka dalam cara yang tidak sepatutnya. Sekian

Referensi:
1. Pindyck, Robert S., dkk. Microeconomics eight edition.
2. David Dranove, Daniel Kessler, Mark McClennan, dan Mark Satterthwaite, “Is More Information Better? The Effect of ‘Report Cards’ on Health Care Providers,” Journal of Political Economy 3 (Juni 2003): 555-558.

3. Google image.

Comments

Popular posts from this blog

Teori Sarang Laba-laba (Cobweb)

Sarang laba-laba (cobweb) merupakan salah satu penerapan analisa supply-demand untuk menjelaskan mengapa harga beberapa barang pertanian dan peternakan menunjukan fluktuasi tertentu dari musim ke musim. Salah satu sebab dari fluktuasi tersebut adalah adanya reaksi yang “terlambat” dari pihak produsen terhadap harga. Teori cobweb dibagi menjadi 3 kasus : Siklus yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya tetap (continuous fluctuation) Siklus yang mengarah pada titik keseimbangan (convergent fluctuation) Siklus yang mengarah pada eksploitasi harga (divergent fluctuation) Kasus 1 : Siklus yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya tetap Pada kondisi keseimbangan pasar (Qs = Qd), harga tomat sebesar Rp 100.000,- dan jumlah produksi 20 kg. Tetapi karena terjadi ledakan hama jumlah tomat yang ditawarkan di pasar turun menjadi 10 kg (Qt), hal ini mendorong kenaikan harga menjadi Rp 150.000,- (Pt). Ketika harga naik para produsen tomat berusaha menambah jumlah pro...

Teori Jean Baptiste Say (1767-1832)

J.B Say berasal dari Prancis. Seperti halnya Ricardo, J.B Say juga berasal dari kalangan pengusaha dan bukan akademis (lihat teori entrepreneur J.B Say dibawah). Jadi, J.B Say ini hobi mengembangkan teori-teori para ekonom sebelumnya dan terlebih lagi keterkaitannya dengan pengembangan teori-teori ini berlangsung pada waktu ia sudah memasuki usia senja, mendekati usia 50 tahun. FYI, J.B Say ini sangat memuja pemikiran-pemikiran nya Smith. Hasil kerjanya dirangkum kemudian kedalam bukunya Traite d’Economie Politique (1903). Apa yang sebenarnya dilakukan J.B Say ini sangat membantu dalam memahami pemikiran-pemikiran Smith dalam bukunya The Wealth of Nations , yang bahasanya relative sulit dicerna oleh orang awam. Nah, kontribusi terbesar apasih yang dilakukan J.B Say? Ternyata, kontribusi terbesar terhadap aliran klasik ialah pandanganya yang mengatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri ( supply creates its own demand ). Pend...

Teori Adam Smith : Division of Labour (Pembagian Tenaga Kerja)

Dalam beberapa karya-karyanya, Adam Smith cukup banyak memberikan perhatian pada produktivitas tenaga kerja. Dari hasil pengamatanya yang cukup mendalam, Smith mengambil kesimpulan bahwa produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja ( division of labour ). Pembagian kerja akan mendorong spesialisasi; orang akan memilih mengerjakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing. (Deliarnov, 2010. p. 36).   Adanya spesialisasi sejatinya dapat diartikan bahwa setiap orang tidak perlu menghasilkan setiap barang yang dibutuhkan secara sendiri-sendiri. Akan tetapi, hanya menghasilkan satu jenis barang saja. Kelebihan barang atas kebutuhan sendiri itu dipertukarkan (diperdagangkan) dipasar. (Deliarnov, 2010). Untuk lebih menjelaskan pendapat diatas, Smith memberikan contoh dampak pembagian tugas dalam pembuatan peniti. Jika tiap orang melakukan semua jenis pekerjaan sendiri-sendiri (termasuk didalam nya meluruskan kawat, memotongnya, me...